"Sejarah Rakyat
Indonesia adalah Sejarah Ketertindasan. Gelora reformasi yang terjadi sekarang,
telah melupakan hakikat ketertindasan, karena seolah-olah setelah kita
mendapatkan kebebasan politik atau demokrasi politik, maka ketertindasan
struktural berupa kesengsaraan dan kebodohan pun tidak terjadi lagi. Dengan
kebebasan politik itu, seolah-olah rakyat pastilah akan mencapai kebahagiaan."
(Herbeth Marcuse, Manifesto Wacana Kiri, h. 1)
Ungkapan di atas telah diterima telak oleh Indonesia. Perjuangan
untuk mendapatkan negara ini tidak luput dari berbagai ketertindasan. Hal ini
telah dibuktikan dengan adanya penjajahan oleh Belanda selama kurang lebih tiga
setengah abad. Setelah itu, kedatangan Jepang selama kurang lebih empat tahun.
Itu pun belum Portugis dan Spanyol. Di sini, rakyat Indonesia telah menjadi
budak untuk negerinya sendiri. Setelah itu, barulah muncul keberanian untuk
merdeka.
Menurut Nur Sayyid Santoso Kristeva dalam bukunya Manifesto Wacana
Kiri, dijelaskan bahwa setelah merdeka pun Indonesia masih mengalami
ketertindasan. Ada saja negara yang tidak terima atas kemerdekaan itu, salah
satunya Belanda. Negara yang tidak pernah bosan menduduki Indonesia selama tiga
setengah abad ini masih saja melakukan penindasan di Indonesia.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai perundingan dan
perjanjian yang melibatkan Indonesia dan Belanda. Tidak hanya itu, setelah
perjanjian antara kedua belah pihak, Belanda telah berlaku curang hingga adanya
angresi militer 1 dan 2. Setelah itu, baru beberapa tahun setelahnya, Indonesia
benar-benar memiliki hak atas negaranya sendiri.
Namun, ketertindasan tetaplah tumbuh subur. Jika dulunya berasal
dari pihak luar, sekarang ini malah dari pihak Indonesia sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan adanya batasan dalam berpendapat, kebebasan pers, krisis
ekonomi, dan lain sebagainya. Maka dari itulah, muncul berbagai kebijakan
pemerintah guna menanggulangi berbagai masalah tersebut.
Dan berbagai kebijakan itu pun tidak bisa sepenuhnya mencabut akar
ketertindasan rakyat Indonesia. Selang beberapa tahun berikutnya, muncul berita
tentang ketertidasan buruh dalam pabrik arloji. Tokoh yang sering disebut
adalah Marsinah. Seorang buruh pabrik arloji yang bermaksud menyuarakan
pendapatnya tentang ketidakadilan yang diterima buruh pun akhirnya hilang. Ia
dikabarkan telah diculik dan diperkosa oleh pihak penindas.
Ketertidasan yang dialami rakyat Indonesia rupanya memang tiada
akhir. Baru-baru ini (03/2020), dalam berbagai portal online memberitakan
tentang buruh pabrik es krim Aice telah mengalami ketidakadilan. Aice yang
dikenal masyarakat dengan harga es krim yang sesuai kantong masyarakat,
nyatanya telah mencekik pendapatan buruh. Mereka, para buruh mengaku bahwa
tidak mendapatkan upah yang layak.
Namun, sekali pun mereka menggaungkan pendapatnya, hasilnya sama
saja. Mereka yang telah menyuarakan ketertindasannya, hanya akan mendapatkan
nol besar atau malah pemecatan. Ya, buruh tidak dapat melakukan apa pun selain
tunduk dan patuh pada pemilik modal. Kalau pun mereka berani, mereka memang
benar-benar bebas dari ketertindasan. Namun, mereka akan kehilangan sumber
pendapatannya, kecuali memiliki alternatif untuk itu.
Seperti yang dikatakan Karl Marx, bahwa sejarah masyarakat adalah
sejarah pertentangan kelas. Yang mana kelas tertindas atau buruh akan selalu
bertekuk lutut pada kelas penindas atau pemilik modal. Reformasi yang telah
diperjuangkan Marx dulu hanyalah utopis. Buruh tetap tertindas dan pemilik
modal tetap berjaya.
Hal tersebut sama dengan reformasi yang dilakukan rakyat Indonesia
pada era orde baru. Orde baru memang telah lengser, namun ketertindasannya
tidak sepenuhnya hilang. Ya, buruh tetaplah menjadi buruh yang dieksploitasi
tenaganya dan mendapatkan upah yang tidak sesuai.
Namun, yang dipermasalahkan sekarang bukanlah buruh yang selalu
dieksploitasi, namun bagaimana buruh bisa bekerja dan mendapatkan upah yang
layak. Perlu adanya andil dari pemilik modal untuk sadar akan keadilan dan
kemanusiaan. Selain itu, telah menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan
kesejahteraan rakyatnya.
loading...
1 Comments
Tulisan yang keren👍
ReplyDeletePanjang umur buruh